Presiden Imbau agar Produk Dalam Negeri Kompetitif

Rabu, 13 Juli 2011

Share this history on :
Jakarta, Kompas - Kampanye cinta dan beli produk dalam negeri tidak akan efektif jika produk dalam negeri harga maupun kualitasnya tidak kompetitif. Oleh karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ,mengimbau agar produk dalam negeri tidak lebih mahal daripada produk luar negeri.

Pemerintah tidak bisa memaksa rakyat membeli produk dalam negeri jika harga dan kualitasnya tidak kompetitif. ”Harga jangan lebih mahal dari produk luar negeri. Harus sama, bahkan lebih murah. Kualitas harus sama, bahkan lebih,” ujarnya di Jakarta, Rabu (7/1).

Seruan cinta dan beli produk dalam nageri itu disampaikan Presiden saat memberi Penghargaan Upakarti, rintisan teknologi industri, dan seleksi desain Indonesia yang baik (IGDS) 2008.

Pelaku usaha diharapkan tidak gamang dan berkecil hati menghadapi krisis keuangan dan resesi global. Presiden meyakini, dengan harga produk yang lebih murah dan kualitas lebih baik, peluang akan terbuka. ”Jadikan krisis sebagai peluang,” ujarnya.

Untuk menjaga peluang dan tetap menggerakkan sektor riil di dalam negeri, menurut Presiden, pemerintah pusat dan daerah akan mengeluarkan sejumlah kebijakan.

Presiden telah mengeluarkan tujuh prioritas 2009. Ketujuh prioritas itu adalah mencegah dan mengatasi bertambahnya penganggur, menjaga pergerakan sektor riil, menjaga stabilitas harga dan inflasi, menjaga daya beli masyarakat, melindungi rakyat kecil dengan program PNPM dan KUR, menjaga ketersediaan dan keterjangkauan energi dan pangan, serta menjaga momentum pertumbuhan.

Menurut Ketua Umum Kadin MS Hidayat, tujuh prioritas itu menunjukkan keseriusan pemerintah. Namun, hal tersebut seharusnya tidak hanya dalam pidato. ”Ujian keseriusan itu terletak pada implementasinya. Ini kelemahan selama ini,” ujarnya.

Penerima Upakarti

Penerima Upakarti 2008 sebanyak 19 orang per unit usaha. Adapun penerima penghargaan rintisan teknologi lima orang per unit usaha dan IGDS tiga orang per unit usaha.

Menurut Menteri Perindustrian Fahmi Idris, penerima upakarti tersebut diseleksi dari 84 usulan tingkat pusat. Sejak diselenggarakan 1985 sampai 2008, jumlah penerima Upakarti adalah 979 orang per unit usaha.

Para penerima Upakarti 2008 itu adalah Cecep M Suherman BP, pelaku usaha kerajinan dari fiber dan kawat, Supriyadi (kerajinan patung kuningan), Bukari Wiryo Satmoko (batik tulis khas bakaran), I Made Sukma Swacita (kerajinan uang kepeng), dan Ruslaini, UD Annisa Bordir (kerajinan bordir).

Penerima Upakarti lainnya adalah Yayanti Wijaya, UD Saudara Promosi pelaku industri konfeksi, Alpha Febela Priyatmono, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (industri batik Laweyan), Baji, pertenunan sutra ”Losari Silk” (industri pertenunan), Suranip Abdul, Rotan Indah (industri rotan).

Wali Kota Pekanbaru Her- man Abdullah, Bupati Jepara Hendro Martojo, Bupati Sidoarjo Win Hendrarso, Wali Kota Bau-Bau MZ Amirul Tamim, dan Wali Kota Sorong Jonathan Annes Jumame, juga menerima Upakarti.

Selain itu, Upakarti juga diberikan kepada Ferry Lee, PT Lintas Nusa Pratama (industri keramik), Siswo Pranoto, CV Sispra Jaya Logam (industri logam), Imam Ismanto Bankti, PT Duta Ananda Utama (industri tekstil), Yuliana, Rotiku Hidup (industri makanan ringan), dan Brian Sutisna, CV Grand Shoe Industry (industri sepatu). (INU)
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Posting Komentar